Baixe o app para aproveitar ainda mais
Prévia do material em texto
Proses Produksi II – Pertemuan 08 Jurusan Teknik Mesin Institut Sains dan Teknologi “AKPRIND” Oleh : Nidia lestari. S.T., M.Eng. Desain & Material Cetakan tempa Perhitungan pada proses penempaan kekuatan dan kekenyalan benda kerja, tingkat sensitivitas deformasi dan suhu, karakteristik geseran, bentuk dan kompleksitas benda kerja. Cacat cetakan diperhatikan, terutama jika toleransi yang dekat diperlukan. parting line biasanya di bagian potongan yang paling besar. Untuk bentuk simetrik yang sederhana, parting line pada umumnya garis lurus di pusat penempaan, tetapi untuk bentuk yang lebih rumit garis mungkin tidak pada satu bidang. material flash diizinkan untuk mengalir ke dalam gutter, sehingga flash tambahan tidak meningkatkan beban penempaan tak penting. Suatu petunjuk umum untuk kelonggaran flash antara cetakan adalah 3 % dari ketebalan maksimum penempaan. Draft angles diperlukan hampir di dalam semua cetakan tempa, untuk memudahkan perpindahan part dari cetakan. Pemilihan sudut-sudut radii dan fillet yang tepat adalah penting, untuk memastikan logam mengalir dengan lembut ke dalam rongga cetakan dan untuk meningkatkan umur cetakan. Kesalahan desain Cacat material Kesalahan perlakuan panas dan pengerjaan akhir Kelebihan panas dan pemeriksaan panas (keretakan disebabkan oleh perputaran suhu) Pengausan berlebih Kelebihan muatan Kesalahan pemakaian Kesalahan penanganan Bentuk dan ukuran tempa Material tempa Fillet, sudut radii, dan toleransi Persyaratan umum kuat dan ulet pada suhu tinggi, anti las dan kemampuan untuk mengeraskan secara seragam, tahan terhadap proses mekanik dan panas kejut, tahan terhadap pemakaian, terutama tahan terhadap pemakaian yang abrasive, karena dalam skala penempaan panas. Pemilihan Material ukuran cetakan, komposisi dan properties benda kerja, kompleksitas bentuk, suhu penempaan, jenis operasi tempa, biaya material cetakan, banyaknya penempaan yang diperlukan. Heat transfer dari panas benda kerja yang ke cetakan. Cetakan tempa terbuka Volume benda kerja d0 = diameter benda kerja sebelum penempaan (mm) h0 = tinggi benda kerja sebelum penempaan (mm) Luas area penempaan A0 = luas area sebelum penempaan (mm 2) h1 = tinggi benda kerja setelah penempaan (mm) Cetakan tempa tertutup Tinggi rata-rata benda kerja setelah penempaan V = volume benda kerja (mm3) At = luas area penempaan berikut dengan luas flash (mm2)df P : gaya pada cetakan (N) A : Luas penampang cetakan (mm2) Gaya Penempaan : F = Yf * π * r 2 ( 1 + 2µr1/3h1 ) Yf = teganagan alir bahan µ = koefisien gesek r = jari – jari benda kerja h = tinggi benda kerja Silinder pejal dari bahan 1020 stell dengan diameter 250 mm dan tinggi 450 mm ditempa sehingga terjadi pengurangan tinggi 30%, apabila koefisien gesek 0,2 maka hitunglah gaya penempaan, jika tegangan alir bahan 250 Mpa. Hitunglah gaya penempaan Hitunglah usaha penempaan Hitunglah tenaga penempaan bila waktu penempaan di asumsikan 5 menit Hitunglah tenaga motor bila effiseinsi mesin dan motor masing- masing 95% Hitunglah biaya listriknya apabila tarif dari PLN diasumsikan 1 Kwh = Rp 2.500,00 Diketahui : Yf = 600 Mpa µ = 0,2 ro = 0,5 x 250 mm = 125 mm ho = 500 mm Ditanya : Gaya penempaan(F) = ? Δh1 = 0,3 x 500 mm = 150 mm H1 = 0,7 x 500 mm = 350 mm Besarnya jari-jari (r1 ) dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut : r1 2. h1 = r0 2. h 0 r1 2 = r0 2. H0 /h1 R1 = 141,4 mm = 0,1414 m F = Yf * π * r1 2 ( 1 + 2µr1 / 3h1 ) = 600 * 106 N/m2 * 3,14 * (0,1414 m)2 [ 1 + 2 (0,2) (0,1414) / 3 (0,2) ] = 37,67 x 106 * 1,38 = 51 x 106 N Jadi gaya yang dibutuhkan dalam penempaan silinder pejal dari bahan 1020 adalah 51 x 106 N Usaha penempaan W = F. Δh = 51 x 106 N . 0,15 m = 7,65 x 106 Joule Tenaga penempaan P = W.t = 7,65 x 106 . (15x60) = 6885 x 106 watt = 1912,5 kwh Tenaga motor dengan efisiensi 95% 1912,5 kwh x 95% = 1816,875 kwh Penggunaan listrik : 1816,875 x 2.500 = 4.542.187 rupiah
Compartilhar