Logo Passei Direto
Buscar
Material
páginas com resultados encontrados.
páginas com resultados encontrados.
left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

left-side-bubbles-backgroundright-side-bubbles-background

Crie sua conta grátis para liberar esse material. 🤩

Já tem uma conta?

Ao continuar, você aceita os Termos de Uso e Política de Privacidade

Prévia do material em texto

MAKALAH SISTEM PENCERNAAN HEWAN VERTEBRATA 
 
Makalah Teori 
Untuk Memenuhi tugas Matakuliah Struktur Perkembangan Hewan 1 
Yang dibina oleh Dra. Amy Tenzer, M.S. dan Nur'aini Kartikasari, S.Si., M.Sc. 
Disajikan pada Selasa, tanggal 25 Februari 2020 
 
 
Disusun Oleh : 
Kelompok 3 Offering H 2019 
 
Alfi Maghfirah Putri 190342621240 
Zulfa Rosyidah 190342621299 
 
 
 
 
 
 
 
UNIVERSITAS NEGERI MALANG 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
JURUSAN BIOLOGI 
Februari 2020 
 
 
 
 
 
2 
 
KATA PENGANTAR 
 
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan 
hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sistem Pencernaan 
Hewan Vertebrata”dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada 
Rasullullah SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan yang baik. 
 
 Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Struktur perkembangan 
Hewan 1, Prodi Biologi Universitas Negeri Malang. Terimakasih kami ucapkan kepada 
pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam proses penyusunan makalah ini. Harapan 
kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada pembacanya 
terkait “Sistem Pencernaan Hewan Vertebrata”. Kami menyadari bahwa masih banyak 
kekurangan dalam penyusunan maupun makalah ini sendiri, sehingga kritik dan saran yang 
membangun sangat kami butuhkan untuk penyusunan makalah selanjutnya. 
 
 
Malang, 23 Februari 2020 
Penulis 
 
3 
 
DAFTAR ISI 
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................1 
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2 
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3 
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 4 
1. Latar Belakang .............................................................................................. 4 
2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 
3. Tujuan ........................................................................................................... 4 
II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 5 
2.1 Histologi Saluran Pencernaan ......................................................................... 5 
2.2 Struktur dan Fungsi Saluran Pencernaan ........................................................ 6 
III. PENUTUP ................................................................................................... 22 
3.1 Simpulan ....................................................................................................... 22 
3.2 Saran .............................................................................................................. 22 
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................... 23 
 
4 
 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
 
Sistem Pencernaan merupakan bagian penting dalam organisme. Pada 
vertebrata, sistem pencernaan berfungsi untuk menerima makanan, menyimpan 
makanan, mereduksi makanan secara fisis dan kimiawi, mengarbsorbsi sisa makanan 
serta menahan sisa makanan yang tidak digunakan agar dapat dibuang keluar tubuh 
(Tenzer,1993). Hewan tidak bisa langsung mencerna bahan anorganik yang 
diperlukan oleh selnya, namun dapat menguraikan bahan tersebut melalui tanaman, 
atau melalui hewan pemakan tanaman. Dengan kata lain, hewan adalah heterotrof 
yang tidak dapat memproduksi makanannya sendiri. Makanan yang dimakan oleh 
hewan akan diserap didalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan akan mereduksi 
molekul-molekul kompleks menjadi lebih sederhana, yang pada akhirnya akan diserap 
melalui dinding-dinding organ pencernaan (Atwood, 1955). Selain itu, hewan terbagi 
atas Herbivora yaitu pemakan tumbuhan, karnivora, pemakan hewan lainnya, dan 
omnivora yang dapat memakan segalanya. Pengelompokan ini ialah berdasarkan 
struktur dalam sistem pencernaannya, yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah 
ini. 
 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Bagaimanakah histologi dari saluran pencernaan ? 
2. Bagaimana Fungsi dan struktur saluran pencernaan ? 
 
1.3 Tujuan 
1. Menjelaskan histologi saluran pencernaan. 
2. Menjelaskan fungsi dan struktur saluran pencernaan. 
 
 
 
 
5 
 
KAJIAN PUSTAKA 
 
2.1 Histologi Saluran Pencernaan 
 
Saluran pencernaan pada umumnya memiliki ciri umum yaitu terdiri atas lumen 
dengan diameter yang bervariasi, dikelilingi oleh dinding yang terdiri atas 4 lapisan 
utama, yaitu sebagai berikut : 
1. Tunika mukosa yang terdiri atas, 
a. Epitelium, 
b. Lamina Propia yang tersusun atas jaringan ikat longgar yang kaya akan 
pembuluh darah, pembuluh limfe, otot polos, dan terkadang juga mengandung 
kelenjar, 
c. Muscularis mucosae, yang terdiri atas selapis otot polos yang memisahkan 
mukosa dengan submukosa. 
2. Tunika submukosa, tersusun atas jaringan ikat padat yang kaya akan pembuluh 
darah, pembuluh limfe,dan simpul saraf meissner. 
3. Tunika muskular, terdiri atas jaringan otot polos yang terbagi dalam 2 lapisan. 
Yaitu lapisan dalam yang tersusun atas otot polos sirkuler di sebelah dalam dan 
otot polos longitudinal di sebelah luar. Pada jaringan ikat diantara lapisan otot 
tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe serta pleksus saraf mienterikus. 
Pleksus ini dan pleksus submukosa (meissner) bersama membentuk sistem saraf 
enteric yang bekerja secara independen dari susunan saraf pusat (SSP) 
4. Tunika Serosa, merupakan lapisan tipis dari jaringan ikat longgar (areolar) yang 
mengandung pembuluh darah, limfe, jaringan lemak, serta selapis epitel gepeng 
sebagai epitel pelapis (mesotel). 
6 
 
 
2.2 Struktur dan Fungsi Saluran Pencernaan 
 
Sistem Pencernaan terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut, faring, 
esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum, dan anus serta kelenjar yang 
terkait dalam system pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati, dan pankreas. Terdapat 
juga organ-organ tambahan seperti gigi dan lidah. Fungsi utama dari sistem 
pencernaan adalah mendapatkan nutrisi atau molekul yang diperlukan bagi makanan, 
untuk pertahanan, pertumbuhan, dan kebutuhan energi tubuh (Mescher, 2011) 
Sistem pencernaan pada vertebrata berfungsi untuk ingesti, atau menerima makanan, 
digesti atau proses pemecahan makanan menjadi molekul yang dapat diabsorbsi oleh 
tubuh. Absorbs merupakan proses penyerapan zat makanan ke dalam tubuh. Dan 
eliminasi adalah proses pembuangan sisa-sisa makanan yang diperlukan tubuh. 
7 
 
 
Pada vertebrata, struktur saluran pencernaan disesuaikan dengan bentuk tubuh. 
Hewan yang besar akan memiliki sistem perususan yang panjang pula. Pada umunya 
hewan karnivora memiliki perususan yang lebih pendek daripada hewan herbivore. 
Hal ini kemungkinan besar dikarenakan oleh jenis makanannya, dimana hewan 
karnivora yang memakan daging, akan lebih mudah dalam menyerap makanannya 
daripada hewan herbivora (Tenzer, 1993). 
a. Mulut dan Rongga Mulut. 
Mulut adalah bagian ujung anterior dari saluran pencernaan. Rongga muut merupakan 
istilah yang lebih luas namun memiliki makna yang sama. Mulut berfungsi sebagai 
penerima makanan atau pengambil makanan dan sebagai sistem pencernaan awal 
secara mekanis maupun kimiawi. Mulut terletak pada posisi terminal, keculali pada 
elasmobranchia yang terletak pada posisi ventral. Rongga mulut dimulai dari muut 
dan berakhir pada faring. Pada pisces, rongga mulutnya sangat pendek, namun pada 
tetrapoda lebih panjang. Dalam rongga mulut juga menghasilkan kelenjar mucus yang 
berfungsi membasahi dan melicinkan makanan, namun hal ini sangat jarang 
ditemukan pada pisces karenajenis makanan pisces yang selalu basah. Pada kelelawar 
pemakan darah, kelenjar pada mulutnya menghasilkan zat anti koagulan (Tenzer, 
8 
 
1993). Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis pipih, berlapis tanduk (keratin) atau 
tanpa lapis tanduk. Dalam organ mulut juga terdapat organ lain yang berperan dalam 
sistem pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah. 
b. Gigi 
Gigi sejati hanya ditemukan pada vertebrata saja. Umumnya vertebrata rendah 
mempunyai jumlah gigi yang sangat banyak. Pada pisces, gigi terdapat pada tulang 
rahang, palatin, dan faring. Pada amphibian, giginya melekat pada tulang vomer, 
rahang atas, dan tulang palatin. Gigi reptilia kebanyakan terdapat pada tulang palatin, 
atau pada rahang atas maupun bawah. Mamalia memiliki jumlah gigi yang paling 
sedikit dan giginya tertanam dibagian rahang atas dan rahang bawah. Selain itu, masih 
ada golongan ikan, katak, aves, dan kura-kura yang tidak bergigi (Tenzer,1993). 
 
Gigi yang berganti secara terus menerus disebut polifidionti, gigi yang 
berganti dua kali disebut difidionti, terdapat pada mamalia, terdiri atas gigi susu 
(dentes decidualis) dan gigi permanen (dentes permanentes). Gigi yang tidak berganti, 
disebut monofidionti, terdapat pada platypus (Tenzer, 1993). Pada manusia dewasa, 
memiliki 32 gigi permanen yang tersusun simetris bilateral. Setiap gigi mempunyai 
mahkota gigi yang menonjol dibagian atas, dan akar gigi yang tertanam pada kantong 
tulang yang disebut alveoli. Mahkota gigi ditutupi oleh email yang sangat keras dan 
akar gigi ditutupi oleh sementum, kumpulan jaringan yang menyerupai tulang. Bagian 
terbesar pada gigi yaitu materi berkapur yang disebut dentin, yang mengelilingi ruang 
berisi jaringan ikat lunak yang dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa 
9 
 
menyempit di akar sebagai kanal radiks, yang meluas ke apeks setiap radiks, tempat 
terdapatnya sebuah lubang (foramen apikal) yang memungkinkan pembuluh darah, 
pembuluh limfe, dan saraf keluar masuk rongga pulpa. Gigi direkatkan dengan kuat 
pada alveolar oleh ligamen periodontal (Mescher, 2011). 
Dentin merupakan struktur berkapur yang terdiri atas 70% kalsium 
hidroksiapatit yang membuatnya lebih keras daripada tulang. Dentin berasal dari 
odontoblas, yang merupakan sel terpolarisasi panjang yang berasal dari mesenkim 
rongga pulpa yang berkembang. Odontoblas akan menyintesis kolagen sehingga 
membentuk matriks kaya kolagen yang disebut predentin. Kira-kira pada hari pertama 
sekresi, predentin akan mengalami mineralisasi menjadi dentin. Struktur lainnya 
berupa email adalah komponen tubuh yang terdiri atas sedikitnya 2 protein, yaitu 
amelogenin dan enamelin, tetapi tanpa kolagen. Walaupun begitu, email gigi adalah 
komponen tubuh manusia yang paling keras, terdiri atas 98% mineral dan materi 
organik lainnya. . pada bakal gigi, email disekresi oleh sel ameloblas, yang 
merupakan sel tinggi terpolarisasi dengan banyak mitokondria. Email dihasilkan dari 
sel-sel ektodermal sementara struktur lainnya dihasilkan oleh sel sel mesodermal, 
bersamasama, sel-sel tersebut menghasilkan serangkaian struktur gigi. Email terdiri 
atas batang atau prisma email yang tergabung secara solid dengan lebih banyak email. 
10 
 
 
Struktur bakal gigi 
Bentuk gigi yang berbeda-beda disebut heterodonti, dan bentuk gigi yang 
serupa disebut homodonti. Gigi mamalia terdiri dari insisivus (gigi seri), kaninus (gigi 
taring), premolar (gigi geraham depan), dan molar (gigi geraham belakang). Pada 
hewan pengerat terdapat bagian rahang tak bergigi karena tidak memiliki gigi taring, 
disebut diasterma. Ular memiliki gigi khusus pada rahang atas yang disebut gigi racun 
(poison fang). Gading gajah merupakan modifikasi dari gigi serinya. Dan gading 
walrus merupakan modifikasi dari taring (Tenzer,1993). 
c. Lidah 
Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi oleh suatu membran mukosa dengan 
struktur yang bervariasi sesuai daerahnya (Mescher, 2011). Lidah dalam sistem 
pencernaan berfungsi untuk mengaduk makanan, membantu menelan makanan, 
mengontrol suara dan membantu dalam pengucapan kata-kata pada manusia. Pada 
pisces dan urodela, lidahnya merupakan lidah primer, yaitu lidah yang tidak 
berdaging dan relatif tidak bergerak. Lidah katakm ular, dan kadal terdiri dari bagian 
primer yaitu pangkal yang melekat pada lantai faring dan bagian berdaging, 
11 
 
ujunganya bercabang dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsanya. Aves 
mempunyai lidah yang dilapisi oleh zat tanduk (Tenzer, 1993). Pada mamalia, 
permukaan atas lidah mengandung banyak tonjolan yang disebut papila, papila 
merupakan peninggian membran mukosa yang memiliki berbagai bentuk dan fungsi 
terdapat empat macam papila, yaitu : 
1) Papila filiformis, terdapat dibagian posterior, jumlahnya cukup banyak, berbentuk 
kerucut dan memiliki banyak lapis zat tanduk, sehingga terlihat keabuan. 
Berfungsi secara mekanis sebagai permukaan yang kasar yang dapat 
mempermudah pergerakan makanan selama mengunyah, papila ini tidak memiliki 
kuncup kecap. 
2) Papila fungiformis, jumlahnya lebih sedikit daripada papila filiformis, 
permukaannya sedikit bertanduk dan berbentuk seperti jamur. Terdapat sebaran 
kuncup kecap pada bagian atasnya. Papila filiformis terdapat dibagian anterior. 
3) Papila foliate, terdapat pada pangkal lidah bagian lateral. Pada orang dewasa 
papilla ini kurang berkembang. Terdiri atas rigi (ridge) dan alur paralel pada 
permukaan lidah dengan kuncup kecap. 
4) Papila sirkumvalate, berjumlah paling sedikit namun merupakan papila terbesar di 
lidah. Terdapat melintang pada pangkal lidah, serta memiliki lebih dari separuh 
kuncup kecappada lidah manusia. Duktus dari sejumlah kelenjar liur (ebner) 
serosa bermuara kedalam alur yang mengelilingi setiap papila vallata. 
 
d. Kelenjar Ludah 
12 
 
Kelenjar ludah menghasilkan mukus (lendir) dan enzim amilase yang mengkatalis 
perubahan glikogen menjadi maltose. Kelenjar ludah tidak ditemukan pada amfibi 
akuatis, pisces, burung, dan mamalia air seperti paus. Pada anjing laut, berang-berang 
dan sejenisnya, kelenjar ludah ditemukan untuk menahan ranting-ranting pada sarang 
mereka. Pada katak terdapat kelenjar mukosa multiseluler yang muncul di mulut dan 
dibagian posterior nasal. Reptil mempunyai palatin, sublingual, premaxillary, dan 
labial glands. Kelenjar yang menghasilkan racun pada ular dikembangkan dari labials 
superior (atwood,1955). Pada mamalia terdapat 3 pasang kelenjar ludah berdasarkan 
tempatnya yaitu: 
1) Kelenjar bawah telinga (Glandula Parotid) bermuara di dekat gigi molar atas yang 
kedua. Bentuk kelenjar asiner bercabang majemuk dan disusun oleh sel serous. 
Kelenjar parotid merupakan kelenjar ludah terbesar pada manusia, sel serous 
mengsekresikan ptialin dan terkadang maltase (Atwood,1955). 
2) Kelenjar bawah rahang (Glandula mandibularis) bermuara didekat pangkal lidah. 
Bentuk kelenjar tubuloasiner bercabang majemuk. Tersusun atas sel serous dan sel 
mukus. Kelenjar ini menghasilkan mucin dan ptialin. 
3) Kelenjar bawah lidah (glandula sublingualis) bermuara didekat pangkal lidah. 
Bentuk kelenjar tubuloasiner bercabang majemuk, tersusun atas sel mukus yang 
menghasilkan mucin dan ptialin juga. 
 
Sel serous berinti agak bulat dan sitoplasmanya mengandung butir-butir 
zimogen. Sementara sel mukus berinti pipih dan terletak di bagian basal 
(Tenzer,1993) 
13 
 
e. Faring 
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernafasan 
dan sistem pencernaan, merupakan daerah komunikasi antara hidung dan laring 
(Mescher,2011). Faring vertebrata terletak pada daerah di antara bagian belakang 
rongga mulut hingga permulaan esofagus. Faring pada tetrapoda umunya pendek, 
sedangkan pada ikan, lebih luas dan berhubungan dengan celah-celah insang. 
Kontraksi otot faring dalam keadaan naik dan epligotis tertutup akan membuat 
makanan masuk ke esofagus (Tenzer, 1993) 
f. Esofagus 
Esofagusmerupakan saluran berotot yang berfungsi meneruskan makanan ke 
lambung. Esofagus dilapisi oleh epitel pipih berlapis banyak dengan sel-sel punca 
yang tersebar diseluruh lapisan basal (Mescher,1955). Pada pisces dan amfibi bentuk 
esofagusnya pendek atau bahkan tidak ada. Pada karnivora, esofagus cenderung 
pendek dan lebar, dan panjang pada vegetarian (Atwood,1955). Pada aves terdapat 
tembolok (crop) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan sementara. 
Pada lapisan submukosa terdapat pula kelenjar esofagus dengan sekret yang 
mempermudah transpor makanan dan melindungi mukosa esofagus. Di bagian ujung 
distal esofagus terdapat kelenjar kardia yang juga mensekresikan mukus. Tunika 
muskularis eksterna terdiri dari otot sirkuler disebelah dalam dan otot longitudinal di 
sebelah luar. Otot pada mamalia adalah lurik pada anterior, lurik dan polos dibagian 
tengah dan polos pada bagian posterior, hal ini yang menyebabkan penelanan 
makanan dapat dikendalikan di awal, namun diakhiri dengan gerakan peristaltis 
involunteer (Tenzer,1993). 
 
g. Lambung (gaster/gastrium) 
Lambung biasanya berupa kantung yang berbentuk huruf-J yang mempunyai fungsi 
utama menyimpan dan secara mekanis mengaduk makanan dan persiapan hidrolisis 
enzimatik protein. Pada Lampre, ia tidak mempunyai lambung dan tiadanya alat ini 
diperkirakan merupakan suatu ciri khas dari nenek moyang vertebrata. Karena pada 
vertebrata purba mungkin merupakan hewan pemakan penyaring yang secara terus 
menerus memakan partikel makanan yang hanya diserap oleh usus (Villee, C. A et al. 
1984). Tetapi, pada Pisces dan Amphibia, mempunyai lambung yang relative lurus dan 
sederhana. Pada Reptilian lambung tetap lurus dan sedikit melengkung, tetapi pada buaya 
14 
 
membulat dan berotot sangat kuat. Lambung aves pemakan biji-bijian terbagi menjadi 
dua. Bagian anterior disebut Proventikulus atau lambung kelenjar, untuk mencerna 
makanan secara kimiawi dengan bantuan enzim pencernaan. Bagian posterior disebut 
Ventrikulus atau lambung pengunyah. Untuk mencerna makanan secara mekanis dengan 
bantuan kerikil yang masuk bersama makanan. Ventrikulus berotot kuat dan tebal. 
Lambung mamalia berbentuk kantong, dapat dibedakan menjadi tiga bagian, bagian 
anterior disebut kardila, bagian tengah fundus, dan bagian posterior pylorus. (pada burung 
: proventrikulus berasal dari fundus; ventrikulus dari pylorus). (Tenzer, A. 1993) 
 
Struktur histologi lambung seperti struktur saluran pencernaan pada umumnya. Epitel 
mukosa merupakan epitel berlapis tunggal sillindris. Permukaan tunika mukosa 
membentuk lekukan-lekukan kea rah lamina propia, disebut fovea gastrika (rugae). 
15 
 
Tunika muskularis eksterna terdiri dari tiga lapis otot polos : sebelah luar longitudinal, 
tengah sirkuler, dan sebelah dalam laring (Tenzer, A. 1993). Pada saat makanan telah 
masuk ke dalam lambung, maka sfingter kardia di ujung anterior dan sfingter pylorus di 
ujung posterior lambung menutup. Kontraksi otot lambung mengaduk-aduk makanan itu 
dan secara mekanik memecahkan serta mencampurnya dengan getah lambung yang 
dihasilkan oleh kelenjar lambung yang berbentuk tabung. Getah lambung mengandung 
asam hidrokolar dan enzim proteolitik pepsin. Di samping itu, pada mamalia muda 
terdapat sejumlah besar renin yang menyebabkan protein susu kasein berkoagulasi dan 
tinggal di lambung cukup lama sehingga pepsin dapat bekerja pada zat itu. Pada waktu 
makanan itu berubah menjadi kekuningan, yang disebut kimus (bubur usus), gerakan 
pengadukan kea rah belakang membuka sebentar sfingter pylorus. Makanan yang bersifat 
asam itu masuk ke dalam usus dengan pancaran sebanyak 1-3 mL (pada manusia) dan 
dengan cepat dinetralkan oleh sekresi alkali dari hati dan pancreas. (Villee, C. A et al. 
1984). 
Kelenjar lambung terdapat pada bagian kardila, fundus maupun pylorus, terbanyak 
ada bagian fundus. Bentuk kelenjar lambung adalah tubuler bercabang sederhana. 
Kelenjar kardia mengandung banyak butir musigen, inti agak pipih berada di dekat dasar. 
(Tenzer, A. 1993). 
Kelenjar fundus mengandung sel-sel kelenjar sebagai berikut : 
1. Sel musigen : terdapat pada bagian atas kelenjar;menhasilkan musigen untuk 
melindungi lambung dari getahan yang bersifat aam dari sel parietal. 
2. Sel parietal : bentuk membulat, terdapat di sepanjang dinding kelenjar; menggetahkan 
HCL. 
3. Sel zigomen (sel utama) sel berwarna gelap, terdapat di 1/3 bagian bawah dinding 
kelenjar. Fungsi menghasilkan pepsinogen yang dengan bantuan HCL akan berubah 
menjadi pepsin, suatu enzim yang aktif;menghasilkan renin dan menghasilkan faktor 
intristik yang memudahkan enyerapn vitamin B12 dalam usus. 
4. Sel argentaffin (enterokhromatin), paling sedikit jumlahnya, terletak didasar kelenjar. 
Sitoplasma mengandung banyak butir getahan, sehingga berwarna gelap. Tergolong 
sel endokrin. (Tenzer, A. 1993). 
Kelenjar pylorus : sel-sel kelenjar yang terdapat di dalamnya terutama : 
1. Sel musigen : mengetahkan lender. 
16 
 
2. Sel gastrin : menggetahkan hormone gastrin yang merangsang pengetahuan HCL oleh 
sel-sel parietal. (Tenzer, A. 1993). 
Lambung pada aves, akan bekerja 24 jam dalam sehari, karena makanan akan disimpan di 
siang hari dan dicerna pada malam hari. Dalam burung pemakan biji, lambungnya 
mengandung batu kerikil yang berfungsi untuk menghaluskan makanan. Pada burung 
karnivor, lambungnya relatif lebih kecil dan dengan kekuatan otot yang lebih lemah. Pada 
sapi, lambungnya terdiri atas 4 bagian yaitu dua bagian yang berasal dari kerongkongan, 
rumen dan reticulum, dan 2 bagian lambung sebenarnya, yaitu psalterium dan abomasum. 
Sapi disebut juga mamalia ruminansia karena sistem pencernaannya yang rumit. Sapi 
akan menelan bahan mentah di bagian rumen dan reticulum hingga makanan tersebut 
menjadi setengah dicerna.kemudian makanan “setengah dicerna” tersebut akan masuk ke 
psalterium yang akan dicerna secara kimiawi dengan getah lambung, dan diteruskan ke 
abomasum, hingga menjadi layak dicerna dan diteruskan ke usus. Sedangkan lambung 
pada amfibi dan manusia tidak memiliki perbedaan jauh pada bentuknya. (Atwood,1955). 
h. Usus halus (intestinum tenue) 
Fungsinya untuk menyelesaikan proses pencernaan kimiawi dan untuk mengarbsorpsi 
hasil pencernaan. Luas permukaan untuk absorbsi cukup besar karena panjangnya usus 
dan lipatan-lipatan yang terdapat pada lapisannya. (Villee, C. A et al. 1984) 
Struktur terinci dari usus pada vertebrata sangat berbeda-beda. Ikan-ikan primitif 
mempunyai usus pendek lurus, yang menjulur dari lambung ke belakang. Pada Tetrapoda, 
usus berkembang lebih lanjut menjadi usus halus di bagian depan. Pada Reptilia dan 
Mamalia usus halus ini dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, yeyenum, dan 
ileum. (Villee, C. A et al. 1984). 
Struktur histologi usus halus seperti struktur histologi saluran pencernaan pada 
umumnya. Pada vertebrata tinggi, permukaan dalam usus halus diperluas dengan adanya 
tonjolan-toniolan (jonjot) yang menjorok ke dalam lumen yang disebut villus (jamak : 
villi). Setiap villus mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfe; di tempat ini 
terjadi absorbs sari makanan. Pada duodenum villi berbentuk daun menjari berlapis-lapis. 
Didaerah yeyenum villi lebih pendek dan menjari, di daerah ileum villi paling pendek dan 
berbentuk menjari. Epitel pada tunika mukosa terdiri dari : sel-sel epitel silindris (sel 
absorbs) bermikro villi untuk absorbs untuk sari makanan, dan sel goblet yang 
menggetahkan mucus bersifat asam untuk proteksi dan pelumas epitel usus. Dalam tunika 
17 
 
 
mukosa terdapat kelenjar-kelenjar intensin yang menjorok ke dalam atau berada di dalam 
lamina propia disebut kelenjar lieberkuhn yang tersusun atas sel goblet, sel paneth dan sel 
argentaffin. Pada tunika submukosa duodenum terdapat kelenjar brunner, yang 
menggetahkan lender yang alkalis, dan diduga menghasilkan enzim peptidase dan 
emilase. (Tenzer, A. 1993). 
i. UsusBesar (intestinum krassum) 
Fungsi absorbsi air dan membentuk fases. Pada pisces dan amphibian usus besar 
biasanya lurus dan pendek, pada beberapa pisces bahkan tidak ada batasan yang jelas 
antara usus besar dan usus halus. Pada tetrapoda, usus halus dan usus besar dipisahkan 
oleh sfingter ileokolih. Usus besar pada mamalia, beberapa reptilian dan beberapa aves 
dapat dibedakan menjadi kolon dan rectum. (Tenzer, A. 1993). 
Secara histologi struktur usus besar sama dengan bagian saluran pencernaan yang 
lain, yaitu terbagi menjadi empat lapisan. Berbeda dengan usus halus, tunika mukosa usus 
besar tidak mempunyai villi. Kelenjar liberkuhn panjang-panjang dan mengandung sel 
goblet. Epitelium tunika mukosa adalah epitel berlapis tunggal silindris. Kecuali + 2 cm 
sebelum anus : epitelium berlapis banyak pipih. Pada tunika mulkularis, lapisan 
18 
 
longitudinal otot polos membentuk tiga gumpalan otot seperti pita, disebut tenia koli. 
(Tenzer, A. 1993). 
 
Tetrapoda mempunyai satu atau dua diverticulum (penonjolan) berbentuk kantung 
disebut sekum (jamak : seka) iliokolik pada daerah pertemuan antara usus halus dan usus 
besar. Fungsi sekum adalah untuk memperluas permukaan usus, penyimpanan, fermentasi 
dan pengumpulan vitamin. Pada umumnya hewan karnivora memiliki sekum yang kecil, 
sebaliknya herbivore bersekum besar, seperti marmot dan rodentia yang lain. Pada bagian 
ujung sekum manusia, rodentia dan sejumlah mamalia yang lain terdapat appendiks 
(umbai cacing). Pada kebanyakan amphibian, reptilian da naves, usus besar berakhir pada 
suatu ruangan yang disebut kloaka, yang juga merupakan muara dari system urinaria dan 
system reproduksi. kloaka mempunyai lubang pengeluaran yang disebut lubang kloaka. 
(Tenzer, A. 1993). 
Mamalia tidak berkloaka, kecuali pada Monotremata. Pada bagian rectum terdapat 
katup Houston, merupakan lanjutan otot sirkuler, untuk menahan turunnya feses ke dalam 
anus. Anus merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Pada bagian luar lapisan 
otot polos sirkuler terdapat lapisan otot lurik; kedua lapisan otot tersebut membentuk 
cincin otot yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran feses. (Tenzer, A. 1993). 
Kelenjar-Kelenjar Pencernaan di Luar Saluran Pencernaan 
19 
 
j. Hati (hepar) 
Hati merupakan kelenjar yang terbesar di dalam tubuh. Organ ini dimiliki oleh semua 
hewan vertebrata dan mempunyai banyak fungsi antara lain menghasilkan empedu, 
menyimpan lemak dan glikogenserta albumin, mensintesis plasma darah, detoksifikasi 
zat-zat toksik, merombak eritrosit yang rusak, eliminasi asam amino menjadi urea, 
menyimpan vitamin A dan B dan berperan dalam metabolism karbohidrat dan lemak. 
Disamping menghasilkan empedu (sebagai kelenjar eksokrin), hati juga berfungsi 
menghasilkan suatu hormone (sebagai kelenjar endokrin) yang belum terdetermiansi. 
(Tenzer, A. 1993). 
 
 
Hati terdiri atas beberapa belahan (lobus). Masing-masing lobus dibina oleh 
ratusan ribu lobules yang berbentuk heksagonal. Tiap lobulus dilapisi oleh jaringan 
ikat interlobular yang disebut kapsula glisson. Pada bagia tengah lobulus hati terdapat 
vena sentralis, pita-pita sel hati yang bercabang atau beranstomosis tersusun radier 
terhadap vena sentralis. Diantara pita-pita sel hati terdapat sinusoid-sinusoid darah 
yang tampak seperti celah-celah atau rongga. Pada dinding sinusoid terdapat sel 
kupffer yang tergolong sebagai makrofage. Sudut antara lobuli-lobuli yang 
bersebelahan disebut segitiga kiernann yang berisi saluran porta, yaitu arteri, vena dan 
saluran empeduinterlobuler. (Tenzer, A. 1993). 
20 
 
Sel hati (hepatosit) berbentuk polyhedral, berinti satu (75%) atau dua (25%). 
Sitoplasma mengandung banyak butir glikogen. Sel hati inilah yang menghasilkan 
empedu. Untuk sementara empedu disimpan dalam kandung empedu (vesika fellea). 
Hormone kholesistokinin, mengatur pengeluaran empedu ke usus halus. Oleh duktus 
sistikus, empedu disalurkan ke duktus kholedokhus yang bermuara di duodenum, dan 
di tempat tersebut terjadi pengemulsian lemak. Kandungan empedu berkembang pada 
kebanyakan vertebrata. (Tenzer, A. 1993). 
Pada pisces, ia mempunyai hati (hepar) berwarna merah kecoklatan, letaknya di 
bagian depan rongga badan mengelilingi usus, yang terdiri dari tiga lobus (gelambir) 
dan berfungsi sebagai penghasil empedu (bilus). Kemudian mempunyai kantung 
empedu (vesica fellea) yang berwarna hijau, terletak di sebelah kanan lambung, 
berfungsi menampung atau menyimpan sementara cairan empedu dan 
mengalirkannya kedalam lambung atau usus jika diperlukan. Selanjutnya pada 
Amphibi yaitu Katak, bilus dihasilkan terus menerus dan kemudian ditimbun di 
kantong empedu yang letaknya di antara lobus hepaticus kiri dan kanan. Kelak bilus 
itu dicurahkan ke dalam duodenum melalui saluran empedu (ductus choledochus) 
yang menembus jaringan pancreas. Kemudian pada Reptile hati melekat pada 
lambung diperantarai lipatan tipis yang disebut omentum hepatic. Ukuran hati relative 
besar, warna nya sama seperti pada pisces yaitu merah kecoklatan. Terdapat pada tiga 
lobus hati, lobus dorsal, kiri, dan kanan. Dan mempunyai kelenjar empedu yang 
berbentuk seperti kantung. (Kastawi, Y et al. 1991). Pada beberapa Pisces, Aves, dan 
Mamalia seperti Ikan lamprey, burung, tikus dan ikan paus tidak mempunyai kandung 
empedu. Hewan-hewan yang tidak mempunyai kandungan empedu hanya 
mengkonsumsi sedikit lemak dalam makanannya. Manusia masih dapat hidup selama 
bertahun-tahun setelah kandung empedunya dibuang melalui pembelahan dengan 
syarat harus menghindari lemak dalam dietnya. (Tenzer, A. 1993). 
k. Pankreas 
Pancreas merupakan kelenjar pencernaan yang penting, dan menghasilkan 
sejumlah enzim yang bekerja pada karbohidra, protein dan lemak. (Villee, C. A et al. 
1984). Kelenjar ini hanya terdapat pada vertebrata dan semua hewan vertebrata 
memilikinya. Pada pisces, amphibia, dan reptilian pancreas terletak di antara lambung 
21 
 
dan duodenum; sedangkan pada aves dan mamalia terletak diantara pars asenden dan 
desenden duodeni. (Tenzer, A. 1993). 
 
Pancreas merupakan organ mejemuk, karena mempunyai fungsi sebagai kelenjar 
eksokrin maupun sebagai kelenjar endokrin. Bagian eksokrin merupakan kumpulana 
sini pancreas. Tiap asini berlumen sempit, dengan sel-sel sektori berbentuk pyramid. 
Bagian ini menghasilkan enzim protease, nuclease, amylase dan lipase. Bagian 
endokrin merupakan pulau-pulau Langerhans, tersebar diantara kelenjar eksokrin. 
Bagian ini terbentuk oleh sel A, dan sel B. sel tersebut tersusun dalam pita-pita sel 
yang bercabang-cabang dan beranastomosis. Diantara pita-pita sel terdapat kapiler 
darah yang menyerupai sinusoid pada hati. Sel A dipinggir berukuran lebih besar 
daripada sel B tetapi jumlah lebih sedikit. Sel B terletak di tengah, berukuran lebih 
kecil, tetapi lebih banyak dari sel A. sebagai kelenkjar endokrin, pulau-pulau 
Langerhans menghasilkan hormone. Sel A menghasilkan hormone glukogen yang 
mengubah glikogen menjadi glukosa. Sel B menghasilkan hormone insulin yang 
mengubah glukosa menjadi glikogen. Pancreas mengalihkan getahnya yang berupa 
enzim ke dalam duodenum untuk membantu proses pencernaan makanan ditempat itu. 
(Tenzer, A. 1993). 
 
22 
 
PENUTUP 
3.1 Simpulan 
Sistem pencernaan berfungsi dalam ingesti, digesti, absorpsi, dan eliminasi 
makanan. Secara umum sistem pencernaan pada vertebrata meliputi mulut/rongga 
mulut, didalamnya terdapat gigi dan lidah. Lalu faring, tempat pertemuan antara jalur 
udara dan pernafasan. Dilanjutkan dengan esofagus, lambung, usus halus, usus besar 
dan terakhir kloaka atau anus. Setiap hewan vertebrata memiliki struktur yang 
berbeda-beda, disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Contohnya hewan karnivora 
memiliki perususan yang pendek daripada herbivora. Selain organ-organ pencernaan, 
terdapat pula kelenjar pencernaan diluar saluran pencernaan yaitu hati (hepar) dan 
pankreas. 
3.2 Saran 
Sebagai manusia,hendaknya kita lebih memahami diri kita sendiri, termasuk 
apa yang baik kita makan maupun tidak. Dengan mempelajari sistem pencernaan, kita 
dapat mengetahui bagaimana makanan dicerna dalam tubuh, juga mengetahui 
bagaimana sistem pencernaan pada hewan lainnya. Hal ini dapat menambah wawasan 
kita, sehingga menambah pengetahuan kita akan lingkungan dan ekosistem. 
23 
 
DAFTAR RUJUKAN 
Atwood, William Henry. 1955. Comparative Anatomy. United States of America : C.V. 
Mosby Company 
Villee, C.A et al. 1984. General Zoology sixth Edition. CBS college Publishing. 
Kastawi, Y et al. 1991. Vertebrata Bagian I. Malang : Institut Keguruan dan Ilmu 
Pendidikan Malang. 
Kastawi, Y et al. 1991. Vertebrata Bagian II. Malang : Institut Keguruan dan Ilmu 
Pendidikan Malang. 
Tenzer, A. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang : Institut Keguruan dan Ilmu 
Pendidikan Malang. 
Mescher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar Junquiera : Teks dan Atlas. Jakarta : EGC

Mais conteúdos dessa disciplina